Sabtu, 16 Juni 2012

AL-QUR’A>N, URGENSINYA DAN MUATANNYA


AL-QUR’A>N, URGENSINYA DAN MUATANNYA
Abstrak,
Kata kunci : al-qur’an, urgensi dan muatan.
Al-qur’an merupakan pijakan utama umat manusia dalam mengarungi samudera kehidupan untuk mencapai kebahagiaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh pentingnya al-qur’an diturunkan dan kandungan yang terdapat di dalamnya. Sehingga tidak ada teks lain yang dapat menyamai apalagi melebihinya.
Sebagai umat islam sudah sepantasnya kita meyakini dan mengikuti isi dan kandungannya, baik yang berupa shari’at, ibadah, akhlak dan sebagainya. Karena al-qur’an merupakan kitab yang memberikan petunjuk kepada kita sekaligus sebagai mukjizat yang terbesar dan abadi yang diberikan oleh Allah kepada nabi Muhammad.
Dalam makalah ini, dijelaskan mengenai substansi, urgensi dan muatan al-qur’an. Adapun urgensi al-qur’an ialah sebagai petunjuk dan sebagai mu’jizat. Sedangkan muatan atau kandungan al-qur’an secara garis besar ialah mengenai aqidah, shari’ah, akhlak. Namun dalam makalah ini lebih diperinci lagi supaya lebih mudah dalam mengklasifikasi kandungannya.


BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur’a>n merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’a>n juga merupakan sumber ilmu bagi kaum muslim yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah, etika, mu’amalah dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai berikut :
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَـبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهَدَى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kita>b (al-Qur’a>n) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (QS. An-Nahl: 89)”[1]
Dengan mempelajari isi al-Qur’a>n akan menambah perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan isinya yang menunjukkan Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya. Firman Allah:
وَلَقَدْ جِئْنَـهُمْ بِكِتَـبٍ فَصَّلْنَـهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (al-Qur’a>n) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman (QS. al-A’ra>f : 52).”[2]
Al-Qur’a>n diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu, ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi al-Qur’a>n. Lebih dari itu, ada orang yang merasa telah dapat memahami dan menafsirkan al-Qur’a>n dengan bantuan terjemahnya sekalipun tidak mengerti bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak mengerti kandungan al-Qur’a>n. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in ada yang salah memahami al-Qur’a>n karena tidak memiliki kemampuan untuk memahaminya. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui urgensi dan isi kandungan al-Qur’a>n diperlukanlah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana, tata cara menafsirkannya. Ilmu yang dimaksud tersebut ialah Ulu>m al-Qur’a>n atau Ulu>m al-Tafsi>r. Pembahasan mengenai Ulu>m al-Qur’a>n ini insya Allah akan dibahas secara rinci pada bab-bab selanjutnya. Namun penulis lebih menitik beratkan pada urgensi dan muatan dari al-Qur’a>n itu sendiri. Sehingga pembahasan ini akan lebih fokus dan spesifik pada salah satu aspek yang terdapat dalam al-Qur’a>n.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENTINGNYA AL-QUR’A>N BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Memahami arti al-Qur’an merupakan langkah awal untuk lebih jauh memahami kandungan dan pentingnya bagi kehidupan. Maka, perlu dijelaskan arti dari al-Qur’a>n itu sendiri. Kata al-Qur’a>n merupakan mas}dar yang maknanya sinonim dengan makna qira>’ah (bacaan). Hal ini sebagaimana dipakai dalam ayat 17, 18 pada surat al-Qiya>mah yang artinya “Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu”.[3]
Secara istilah para ahli ilmu kalam (teologi Islam) berpendapat bahwa al-Qur’a>n adalah kalimat-kalimat yang maha bijaksana yang azali yang tersusun dari huruf-huruf lafdhiyah, dzihniyah dan ruhiyah. Atau al-Qur’a>n itu adalah lafal yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW mulai dari awal surat al-Fatihah sampai dengan surah al-Na>s, yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat kebendaan dan azali.
Sedangkan ulama ushuliyyin , fuqaha’ dan ulama ahli bahasa berpendapat bahwa al-Qur’a>n adalah Kalam Allah yang diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW mulai awal dari al-Fa>tihah sampai akhir surah al-Na>s.[4]
Dari beberapa uraian di atas, kita dapat menyadari betapa penting al-Qur’a>n dalam kehidupan kita. Kehidupan umat manusia di dunia ini disebut sebagai perjalanan, perjalanan menuju akhirat dan kelak bisa berjumpa dengan Allah swt. Sebagaimana umumnya perjalanan dalam kehidupan sehari-hari menuju daerah yang kita tuju, maka yang kita perlukan adalah petunjuk jalan agar kita tidak salah arah. Begitu pula dalam kehidupan kita di dunia yang sedang kita tempuh menuju akhirat.
Sebagai kitab suci, al-Qur’a>n memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut ialah sebagai petunjuk, pemisah yang haq dan bati{l, obat dan sebagai nasehat.[5] Namun pada prinsipnya peranan al-Qur’a>n ialah sebagai petunjuk dan sebagai Mukjizat.
1.      Sebagai Petunjuk (Huda>)
Dengan petunjuk al-Qur’a>n, kehidupan manusia akan berjalan dengan baik, manakala mereka memiliki problema, maka problema itu dapat terpecahkan sehingga ibarat penyakit akan ditemukan obatnya. Sebaliknya, tanpa petunjuk al-Qur’a>n kehidupan manusia menjadi semrawut, problematika hidup yang selalu bermunculan tidak mampu dipecahkan dan diatasi oleh manusia, apalagi bila satu masalah belum terselesaikan sudah muncul lagi masalah yang lebih rumit. Akibatnya, begitu banyak manusia yang putus asa dalam menghadapi masalah dan ini tercermin pada sikap menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan hingga bunuh diri yang kasusnya semakin banyak.[6]
Dalam al-Qur’a>n terdapat tiga kategori tentang posisi al-Qur’a>n sebagai petunjuk. Pertama; petunjuk bagi manusia secara umum, sebagaimana Allah berfirman, yang artinya “Bulan ramadhan adalah bulan yang diturunkan-Nya al-Qur’a>n yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasannya mengenai itu …” (QS. al-Baqarah [2]: 185).[7]
Kedua, al-Qur’a>n adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Sesuai dengan firman Allah, “Kitab al-Qur’a>n ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (QS. al-Baqarah [2]: 2).[8] Selain itu dijelaskan pula dalam ayat lainnya, antara lain surat al-Imra>n [3] ayat 138 “(al-Qur’a>n) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa”.[9]
Ketiga, petunjuk bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman: yang artinya “....Katakanlah : ‘al-Qur’a>n itu adalan petunjuk dan penawar bagi orang-orang beriman…” (QS. Fussilat [41]: 44).[10]
Dengan menyadari betapa pentingnya berpedoman pada al-Qur’a>n dan dijadikannya sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan yang baik dan benar, maka kita akan selalu berinteraksi dengan memperkokoh keyakinan kepadanya, membaca, memahami hingga mengamalkan dan mendakwahkannya.
Fungsi al-Qur’a>n sebagai petunjuk ini sudah mengakumulasi dari beberapa fungsi lainnya, antara lain:
a.      Al-Qur’a>n sebagai Pemisah (Al-Furqa>n)
Dalam al-Qur’a>n dikatakan bahwa ia adalah yang membedakan dan bahkan memisahkan antara yang haq dan yang bat}il atau antara yang benar dengan yang salah. Allah berfirman,
ãöky­ tb$ŸÒtBu üÏ%©!$# tAÌRé& ÏmŠÏù ãb#uäöà)ø9$# Wèd Ĩ$¨Y=Ïj9 ;M»oYÉit/ur z`ÏiB 3yßgø9$# Èb$s%öàÿø9$#ur 4 `yJsù yÍky­ ãNä3YÏB tök¤9$# çmôJÝÁuŠù=sù ( `tBur tb$Ÿ2 $³ÒƒÍsD ÷rr& 4n?tã 9xÿy ×o£Ïèsù ô`ÏiB BQ$­ƒr& tyzé& 3 ߃̍ムª!$# ãNà6Î/ tó¡ãŠø9$# Ÿwur ߃̍ムãNà6Î/ uŽô£ãèø9$# (#qè=ÏJò6çGÏ9ur no£Ïèø9$# (#rçŽÉi9x6çGÏ9ur ©!$# 4n?tã $tB öNä31yyd öNà6¯=yès9ur šcrãä3ô±n@ ÇÊÑÎÈ  
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. al-Baqara>h [2] : 185).[11]
b.      Al-Qur’a>n Sebagai Obat (al-Shifa>’)
Al-Qur’a>n dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di dalam dada (mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis) yakni penyakit kebodohan dan keragu-raguan.[12] Secara rasio mungkin tidak bisa dibenarkan namun melalui pengalaman spiritual seseorang akan menemukan ketenangan dan ketentraman apabila membacanya dengan penuh ikhla>s} dan khushu>’. Sehubungan dengan ini Allah berfiman yang artinya “Hai manusia sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS. Yu>nus [10] : 57).[13]
c.    Al-Qur’a>n Sebagai Nasehat (al-Mau’idzah)
Dalam al-Qur’a>n dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman yang artinyaal-Qur’a>n ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS. Ali-Imra>n [3]: 138)[14]
2.      Al-Qur’a>n Sebagai Mukjizat
Menurut bahasa kata mukjizat berasal dari bahasa Arab yaitu إعجز, berarti melemahkan atau menjadi titik kuasa.[15] Pelakunya dinamai معجز Bila kemampuan melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membangunkan lawan, maka ia dinamai  معجـزةtambahan ( ة ) ta’ marbut}ah pada akhir kata itu mengandung makna muba>laghah (superlative).[16]
Dalam literatur lain disebutkan juga bahwa Secara etimologi, mukjizat adalah isim fa>’il ‘kata benda subjek’ berasal dari kata al-I’jaz, masdar dari a’jaza yang artinya melemahkan atau mengalahkan. Adapun secara terminologi, Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqa>n fi> ‘Ulum al-Qur’a>n berpendapat bahwa mukjizat ialah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan. Sedangkan Ibnu Khaldun berpendapat bahwa mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak ditiru oleh manusia. [17]
Di samping itu, mukjizat secara istilah dapat juga berarti sesuatu yang luar biasa yang kelihatan pada diri seorang hamba pilihan Allah SWT yaitu Nabi dan Rasul. Keluarbiasaan yang dimiliki hamba pilihan Allah SWT ini akan terlihat dengan jelas apabila ditantang oleh orang lain. Namun tantangan itu tidak akan mampu mengalahkan keluarbiasaan hamba pilihan Allah SWT tersebut.[18]
Al-Qur’a>nul Kari>m merupakan mukjizat yang bersifat abadi, berbeda dengan mukjizat rasul-rasul sebelumnya. Al-Qur’a>n merupakan mukjizat ilmiah yang mengajak untuk membahas dan meneliti ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat ilmiah yang ditetapkan oleh ilmu kontemporer.[19]
Berbicara mengenai mukjizat, tidak hanya al-Qur’a>n yang menjadi  mukjizat nabi Muhammad. Namun di samping sebagai mukjizat yang bersifat abadi, al-Qur’a>n merupakan mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga sampai sekarangpun menjadi pedoman dan rujukan dari berbagai hal.[20]
B.     KANDUNGAN AL-QUR’A>N
Al-Qur’a>n adalah kitab suci agama Islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa.
Di dalam surat-surat dan ayat-ayat al-Qur’a>n terdapat kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal utama beserta pengertian atau definisi dari masing-masing kandungan inti sarinya. Adapun kandungan al-Qur’a>n secara garis besar adalah aqi>dah, shari>’ah dan akhla>q. Namun penulis akan menjabarkan lebih detail agar lebih mudah untuk memahaminya yaitu:
1.      Aqi>dah, adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti dan wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. al-Qur’a>n mengajarkan aqi>dah tauhi>d kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah swt yang satu yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah swt adalah salah satu butir rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut sebagai orang-orang kafir.
2.      Iba>dah, adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha>’" ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridha dari Allah swt. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang tercantum dalam lima butir rukum Islam. Mengucapkan dua kalimah shahadat, s}alat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu menjalankannya.
3.      Akhlaq. Akhlaq adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji atau akhla>qul kari>mah maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah swt mengutus Nabi Muhammd saw tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya.
4.      Hukum-Hukum. Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan al-Qur’a>n ada beberapa jenis atau macam seperti jina>ya>t, mu'a>mala>t, muna>kaha>t, fara>’idh dan jiha>d.
5.      Peringatan/Tadhki>r, Tadhkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah swt berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzki>r juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau wa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam al-Qur’a>n atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhi>b.
6.      Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah. Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah swt serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau ingkar terhadap Allah swt. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa lalu atau dengan istilah lain I’tiba>r.
7.      Dorongan Untuk Berpikir. Di dalam al-Qur’a>n banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta. Oleh karenanya, kita dianjurkan memanfaatkan anugerah yang diberikan Allah swt kepada kita yaitu akal. Dengan akal kita bias merenung dan berfikir tentang kekuasaan-Nya dengan tujuan memperkuat keyakinan dan memperdalam keilmuan kita.


BAB III
KESIMPULAN

Dari beberapa uraian di atas dapatlah kami ambil kesimpulan bahwa al-Qur’a>n merupakan kalam Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril yang banyak mengandung keistimewaan yang diawali surah al-Fa>tihah dan diakhiri surah al-Na>s. Mukjizat ialah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan. Al-Qur’a>nul Kari>m merupakan mukjizat yang bersifat abadi, berbeda dengan mukjizat rasul-rasul sebelumnya. Al-Qur’a>n merupakan mukjizat ilmiah yang mengajak untuk membahas dan meneliti ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat ilmiah yang ditetapkan oleh ilmu kontemporer.
Al-Qur’a>n merupakan kitab suci umat muslim yang memiliki peran penting untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang mulia sebagaimana amanah yang diemban, yakni khalifah fil ard}i dan ‘Abdullah. Adapun peran al-Qur’a>n terhadap manusia ialah sebagai petunjuk (huda>); obat, pemisah yang haq dan bat}il, nasehat dan sebagai mukjizat.
Sedangkan kandungan atau muatan yang terdapat di dalam al-Qur’an ialah aqi>dah (keyakinan), akhla>q, iba>dah, sejarah-sejarah, hukum-hukum, peringatan dan dorongan untuk berfikir.


DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, Muhammad Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur’a>n. Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003.

Abd. Hakim, Atang dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Djalal, Abdul. Ulumul Qur’a>n. Surabaya: Dunia Ilmu, 2008.

Karim, Khalil Abdul. Negara Madinah; Politik Penaklukan Masyarakat Suku Arab. Yogyakarta: LKis, 2005.

Munawwir, A.W. Kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka Progresif, 2002.

Qayyim, Ibnu. Terapi Penyakit Dengan Al-Qur’a>n dan Sunnah. Jakarta: Pustaka Amani, 1996.

al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir, 1971.

Ritonga, A. Rahman, et.al. Ensiklopedi Hukum Islam, Vol. 4. Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.

Shihab, M. Quraish. Mukjizat al-Qur’an. Bandung: Mizan, 2001.

Yani, Ahmad. “Urgensi al-Qur’a>n. dalam http://www.nuansaIslam.com/index. php?option=com, 26 September 2011.


[1]  Departemen Agama, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2008), 79.
[2]  Ibid., 546.
[3]  Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya: Dunia Ilmu, 2008), 4.
[4]  Ibid., 8.
[5]  Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya), 70.
[6]  Ahmad Yani, “Urgensi Al-Qur’an”, dalam http://www.nuansaIslam.com/index.php?option=com (26 September 2011), 2.
[7]  Al-Qur’an, 2: 185.
[8]  Ibid., 2: 2.
[9]  Ibid., 3: 138.
[10]  Ibid., 41: 44.
[11]  Ibid., 2: 185.
[12]  Ibnu Qayyim, Terapi Penyakit Dengan Al-Qur’an dan Sunnah, terj. (Jakarta: Pustaka Amani, 1996), 3.
[13]  Al-Qur’an., 10: 57.
[14]  Ibid., 3: 138.
[15] A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), 963.
[16] M. Quraish Shihab, Mukjizat al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2001), 23
[17]  Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur’an (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), 1.
[18] A. Rahman Ritonga, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Vol. 4 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), 1223
[19]  Ibid., 3.
[20]  Khalil Abdul Karim, Negara Madinah; Politik Penaklukan Masyarakat Suku Arab (Yogyakarta: LKis, 2005), 379.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar