AL-QUR’A>N,
URGENSINYA DAN MUATANNYA
Abstrak,
Kata kunci : al-qur’an, urgensi dan muatan.
Al-qur’an
merupakan pijakan utama umat manusia dalam mengarungi samudera kehidupan untuk
mencapai kebahagiaan yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh pentingnya
al-qur’an diturunkan dan kandungan yang terdapat di dalamnya. Sehingga tidak
ada teks lain yang dapat menyamai apalagi melebihinya.
Sebagai
umat islam sudah sepantasnya kita meyakini dan mengikuti isi dan kandungannya,
baik yang berupa shari’at, ibadah, akhlak dan sebagainya. Karena al-qur’an
merupakan kitab yang memberikan petunjuk kepada kita sekaligus sebagai mukjizat
yang terbesar dan abadi yang diberikan oleh Allah kepada nabi Muhammad.
Dalam
makalah ini, dijelaskan mengenai substansi, urgensi dan muatan al-qur’an.
Adapun urgensi al-qur’an ialah sebagai petunjuk dan sebagai mu’jizat. Sedangkan
muatan atau kandungan al-qur’an secara garis besar ialah mengenai aqidah,
shari’ah, akhlak. Namun dalam makalah ini lebih diperinci lagi supaya lebih
mudah dalam mengklasifikasi kandungannya.
BAB
I
PENDAHULUAN
Al-Qur’a>n merupakan kalam Allah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril sebagai mu’jizat. Al-Qur’a>n
juga merupakan sumber ilmu bagi kaum muslim yang
merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal, baik aqidah, ibadah,
etika, mu’amalah dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai
berikut :
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ
الْكِتَـبَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهَدَى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى
لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu al-Kita>b (al-Qur’a>n)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri (QS. An-Nahl:
89)”[1]
Dengan mempelajari isi al-Qur’a>n akan menambah perbendaharaan baru, memperluas
pandangan dan pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui
hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin akan keunikan
isinya yang menunjukkan Maha Besarnya Allah sebagai penciptanya. Firman Allah:
وَلَقَدْ جِئْنَـهُمْ
بِكِتَـبٍ فَصَّلْنَـهُ عَلَى عِلْمٍ هُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan
sebuah Kitab
(al-Qur’a>n) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya
atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman (QS. al-A’ra>f
: 52).”[2]
Al-Qur’a>n diturunkan dalam bahasa Arab. Karena itu, ada
anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab dapat mengerti isi al-Qur’a>n. Lebih dari itu, ada orang yang merasa telah
dapat memahami dan menafsirkan al-Qur’a>n dengan bantuan terjemahnya sekalipun tidak mengerti
bahasa Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak mengerti kandungan al-Qur’a>n. Bahkan di antara para sahabat dan tabi’in
ada yang salah memahami al-Qur’a>n karena tidak memiliki kemampuan untuk memahaminya. Oleh
karena itu, untuk dapat mengetahui urgensi dan isi kandungan al-Qur’a>n
diperlukanlah sebuah ilmu yang mempelajari
bagaimana, tata cara menafsirkannya. Ilmu yang dimaksud tersebut ialah Ulu>m
al-Qur’a>n atau Ulu>m al-Tafsi>r. Pembahasan mengenai Ulu>m
al-Qur’a>n ini
insya Allah akan dibahas secara rinci pada bab-bab selanjutnya. Namun penulis
lebih menitik beratkan pada urgensi dan muatan dari al-Qur’a>n
itu sendiri. Sehingga pembahasan ini akan
lebih fokus dan spesifik pada salah satu aspek yang terdapat dalam al-Qur’a>n.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENTINGNYA AL-QUR’A>N BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Memahami arti al-Qur’an merupakan
langkah awal untuk lebih jauh memahami kandungan dan pentingnya bagi kehidupan.
Maka, perlu dijelaskan arti dari al-Qur’a>n itu sendiri. Kata al-Qur’a>n merupakan
mas}dar
yang maknanya sinonim dengan makna qira>’ah (bacaan). Hal ini
sebagaimana dipakai dalam ayat 17, 18 pada surat al-Qiya>mah yang artinya “Sesungguhnya
atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai)
membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya
itu”.[3]
Secara istilah para ahli ilmu kalam
(teologi Islam) berpendapat bahwa al-Qur’a>n adalah kalimat-kalimat
yang maha bijaksana yang azali yang tersusun dari
huruf-huruf lafdhiyah,
dzihniyah dan
ruhiyah.
Atau al-Qur’a>n itu
adalah lafal yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW mulai dari awal surat al-Fatihah sampai
dengan surah al-Na>s,
yang mempunyai keistimewaan-keistimewaan yang terlepas dari sifat-sifat
kebendaan dan azali.
Sedangkan ulama ushuliyyin , fuqaha’ dan
ulama ahli bahasa berpendapat bahwa al-Qur’a>n adalah Kalam Allah yang
diwahyukan kepada nabi Muhammad SAW mulai awal dari al-Fa>tihah sampai
akhir surah al-Na>s.[4]
Dari beberapa uraian di atas, kita dapat
menyadari betapa penting al-Qur’a>n
dalam kehidupan kita. Kehidupan umat manusia di dunia ini disebut sebagai
perjalanan, perjalanan menuju akhirat dan kelak bisa berjumpa dengan Allah swt.
Sebagaimana umumnya perjalanan dalam kehidupan sehari-hari menuju daerah yang
kita tuju, maka yang kita perlukan adalah petunjuk jalan agar kita tidak salah
arah. Begitu pula dalam kehidupan kita di dunia yang sedang kita tempuh menuju
akhirat.
Sebagai kitab suci, al-Qur’a>n
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Peranan tersebut ialah
sebagai petunjuk, pemisah yang haq dan bati{l,
obat dan sebagai nasehat.[5]
Namun pada prinsipnya peranan al-Qur’a>n
ialah sebagai petunjuk dan sebagai Mukjizat.
1.
Sebagai
Petunjuk (Huda>)
Dengan petunjuk al-Qur’a>n, kehidupan manusia
akan berjalan dengan baik, manakala mereka memiliki problema, maka problema itu
dapat terpecahkan sehingga ibarat penyakit akan ditemukan obatnya. Sebaliknya,
tanpa petunjuk al-Qur’a>n
kehidupan manusia menjadi semrawut, problematika hidup yang selalu bermunculan
tidak mampu dipecahkan dan diatasi oleh manusia, apalagi bila satu masalah
belum terselesaikan sudah muncul lagi masalah yang lebih rumit. Akibatnya,
begitu banyak manusia yang putus asa dalam menghadapi masalah dan ini tercermin
pada sikap menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan hingga bunuh diri
yang kasusnya semakin banyak.[6]
Dalam al-Qur’a>n terdapat tiga kategori
tentang posisi al-Qur’a>n
sebagai petunjuk. Pertama; petunjuk
bagi manusia secara umum, sebagaimana Allah berfirman, yang artinya “Bulan
ramadhan adalah bulan yang diturunkan-Nya al-Qur’a>n yang berfungsi sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasannya mengenai itu …” (QS. al-Baqarah [2]: 185).[7]
Kedua,
al-Qur’a>n
adalah petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Sesuai dengan firman Allah,
“Kitab al-Qur’a>n
ini tidak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa”. (QS. al-Baqarah [2]: 2).[8] Selain
itu dijelaskan pula dalam ayat lainnya, antara lain surat al-Imra>n [3] ayat 138 “(al-Qur’a>n)
ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan petunjuk serta pelajaran bagi
orang-orang yang bertaqwa”.[9]
Ketiga, petunjuk bagi
orang-orang yang beriman. Allah berfirman: yang artinya “....Katakanlah : ‘al-Qur’a>n
itu adalan petunjuk dan penawar bagi orang-orang beriman…” (QS. Fussilat [41]: 44).[10]
Dengan menyadari betapa
pentingnya berpedoman pada al-Qur’a>n dan dijadikannya sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan
yang baik dan benar, maka kita akan selalu berinteraksi dengan memperkokoh
keyakinan kepadanya, membaca, memahami hingga mengamalkan dan mendakwahkannya.
Fungsi al-Qur’a>n sebagai petunjuk ini sudah mengakumulasi dari
beberapa fungsi lainnya, antara lain:
a.
Al-Qur’a>n
sebagai Pemisah (Al-Furqa>n)
Dalam al-Qur’a>n dikatakan bahwa ia
adalah yang membedakan dan bahkan memisahkan antara yang haq dan yang bat}il
atau antara yang benar dengan yang salah. Allah berfirman,
ãöky
tb$ÒtBu
üÏ%©!$#
tAÌRé&
ÏmÏù
ãb#uäöà)ø9$#
Wèd
Ĩ$¨Y=Ïj9
;M»oYÉit/ur
z`ÏiB
3yßgø9$#
Èb$s%öàÿø9$#ur
4
`yJsù
yÍky
ãNä3YÏB
tök¤¶9$#
çmôJÝÁuù=sù
(
`tBur
tb$2
$³ÒÍsD
÷rr&
4n?tã
9xÿy
×o£Ïèsù
ô`ÏiB
BQ$r&
tyzé&
3
ßÌã
ª!$#
ãNà6Î/
tó¡ãø9$#
wur
ßÌã
ãNà6Î/
uô£ãèø9$#
(#qè=ÏJò6çGÏ9ur
no£Ïèø9$#
(#rçÉi9x6çGÏ9ur
©!$#
4n?tã
$tB
öNä31yyd
öNà6¯=yès9ur
crãä3ô±n@
ÇÊÑÎÈ
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan
yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia
dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang
hak dan yang bathil). karena itu, Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri
tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran
bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur. (QS.
al-Baqara>h [2] : 185).[11]
b.
Al-Qur’a>n
Sebagai Obat (al-Shifa>’)
Al-Qur’a>n
dikatakan bahwa ia berfungsi sebagai obat bagi penyakit yang ada di dalam dada
(mungkin yang dimaksud disini adalah penyakit psikologis) yakni penyakit
kebodohan dan keragu-raguan.[12] Secara
rasio mungkin tidak bisa dibenarkan namun melalui pengalaman spiritual
seseorang akan menemukan ketenangan dan ketentraman apabila membacanya dengan
penuh ikhla>s}
dan khushu>’.
Sehubungan dengan ini Allah berfiman yang artinya “Hai manusia sesungguhnya
telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh dari
penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada…”(QS. Yu>nus [10] : 57).[13]
c.
Al-Qur’a>n
Sebagai Nasehat (al-Mau’idzah)
Dalam al-Qur’a>n dikatakan bahwa ia
berfungsi sebagai nasehat bagi orang-orang bertaqwa. Allah berfirman yang
artinya “al-Qur’a>n ini adalah penerangan bagi seluruh manusia dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang bertaqwa” (QS. Ali-Imra>n [3]: 138)[14]
2.
Al-Qur’a>n Sebagai
Mukjizat
Menurut bahasa kata mukjizat berasal dari
bahasa Arab yaitu إعجز, berarti
melemahkan atau menjadi titik kuasa.[15]
Pelakunya dinamai معجز Bila
kemampuan melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membangunkan
lawan, maka ia dinamai معجـزةtambahan ( ة ) ta’ marbut}ah pada akhir kata itu mengandung makna muba>laghah
(superlative).[16]
Dalam literatur lain disebutkan juga bahwa Secara etimologi, mukjizat adalah isim fa>’il ‘kata benda subjek’ berasal dari kata al-I’jaz, masdar dari a’jaza yang artinya melemahkan atau mengalahkan.
Adapun secara terminologi, Imam as-Suyuthi dalam kitab al-Itqa>n
fi> ‘Ulum al-Qur’a>n berpendapat bahwa mukjizat ialah kejadian yang melampaui batas
kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan. Sedangkan Ibnu
Khaldun berpendapat bahwa mukjizat adalah perbuatan-perbuatan yang tidak ditiru
oleh manusia. [17]
Di samping itu, mukjizat secara istilah dapat
juga berarti sesuatu yang luar biasa yang kelihatan pada diri seorang hamba
pilihan Allah SWT yaitu Nabi dan Rasul. Keluarbiasaan yang dimiliki hamba
pilihan Allah SWT ini akan terlihat dengan jelas apabila ditantang oleh orang lain.
Namun tantangan itu tidak akan mampu mengalahkan keluarbiasaan hamba pilihan
Allah SWT tersebut.[18]
Al-Qur’a>nul Kari>m merupakan mukjizat yang bersifat abadi,
berbeda dengan mukjizat rasul-rasul sebelumnya. Al-Qur’a>n merupakan mukjizat ilmiah yang mengajak untuk membahas dan meneliti
ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat ilmiah yang ditetapkan oleh ilmu
kontemporer.[19]
Berbicara mengenai
mukjizat, tidak hanya al-Qur’a>n yang menjadi
mukjizat nabi Muhammad. Namun di samping sebagai mukjizat yang bersifat
abadi, al-Qur’a>n merupakan mukjizat terbesar yang diberikan
Allah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga sampai sekarangpun menjadi pedoman dan
rujukan dari berbagai hal.[20]
B.
KANDUNGAN AL-QUR’A>N
Al-Qur’a>n
adalah kitab suci agama Islam untuk seluruh umat muslim di seluruh dunia dari
awal diturunkan hingga waktu penghabisan spesies manusia di dunia baik di bumi
maupun di luar angkasa.
Di dalam
surat-surat dan ayat-ayat al-Qur’a>n
terdapat kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal
pokok atau hal utama beserta pengertian atau definisi dari masing-masing
kandungan inti sarinya. Adapun kandungan al-Qur’a>n secara garis besar
adalah aqi>dah,
shari>’ah dan akhla>q. Namun penulis akan
menjabarkan lebih detail agar lebih mudah untuk memahaminya yaitu:
1.
Aqi>dah,
adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti dan wajib
dimiliki oleh setiap orang di dunia. al-Qur’a>n
mengajarkan aqi>dah
tauhi>d kepada
kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah swt yang satu yang tidak pernah
tidur dan tidak beranak-pinak. Percaya kepada Allah swt adalah salah satu butir
rukun iman yang pertama. Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman disebut
sebagai orang-orang kafir.
2.
Iba>dah,
adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa. Dari pengertian "fuqaha>’" ibadah adalah segala
bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridha dari
Allah swt. Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang
tercantum dalam lima butir rukum Islam. Mengucapkan dua kalimah shahadat, s}alat lima waktu,
membayar zakat, puasa di bulan suci ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang
telah mampu menjalankannya.
3.
Akhlaq.
Akhlaq adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak yang terpuji
atau akhla>qul kari>mah
maupun yang tercela atau akhlakul madzmumah. Allah swt mengutus Nabi Muhammd saw
tidak lain dan tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia
harus mengikuti apa yang diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya.
4.
Hukum-Hukum. Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi
suruhan atau perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan
penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum
dalam Islam berdasarkan al-Qur’a>n
ada beberapa jenis atau macam seperti jina>ya>t,
mu'a>mala>t, muna>kaha>t, fara>’idh dan jiha>d.
5.
Peringatan/Tadhki>r, Tadhkir atau
peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman
Allah swt berupa siksa neraka atau waa'id. Tadzki>r juga bisa berupa kabar
gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat
surga jannah atau wa'ad. Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di
dalam al-Qur’a>n
atau disebut juga targhib dan kebalikannya
gambaran yang menakutkan dengan istilah lainnya tarhi>b.
6.
Sejarah-Sejarah atau Kisah-Kisah. Sejarah atau kisah adalah
cerita mengenai orang-orang yang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan
akibat taat kepada Allah swt serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat
tidak taat atau ingkar terhadap Allah swt. Dalam menjalankan kehidupan
sehari-hari sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa
lalu atau dengan istilah lain I’tiba>r.
7.
Dorongan Untuk Berpikir. Di dalam al-Qur’a>n banyak ayat-ayat yang mengulas
suatu bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan manfaat dan
juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta. Oleh karenanya,
kita dianjurkan memanfaatkan anugerah yang diberikan Allah swt kepada kita
yaitu akal. Dengan akal kita bias merenung dan berfikir tentang kekuasaan-Nya
dengan tujuan memperkuat keyakinan dan memperdalam keilmuan kita.
BAB III
KESIMPULAN
Dari beberapa uraian di atas dapatlah
kami ambil kesimpulan bahwa al-Qur’a>n merupakan kalam Allah swt yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad saw melalui malaikat jibril yang banyak mengandung keistimewaan
yang diawali surah al-Fa>tihah dan
diakhiri surah al-Na>s.
Mukjizat ialah kejadian yang melampaui batas
kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan. Al-Qur’a>nul Kari>m merupakan mukjizat yang bersifat abadi,
berbeda dengan mukjizat rasul-rasul sebelumnya. Al-Qur’a>n merupakan mukjizat ilmiah yang mengajak untuk membahas dan meneliti
ayat-ayat dalam rangka menemukan hakekat ilmiah yang ditetapkan oleh ilmu
kontemporer.
Al-Qur’a>n merupakan kitab suci umat muslim yang memiliki
peran penting untuk menjadikan manusia sebagai makhluk yang mulia sebagaimana
amanah yang diemban, yakni khalifah fil ard}i dan
‘Abdullah. Adapun peran al-Qur’a>n
terhadap manusia ialah sebagai petunjuk (huda>); obat, pemisah yang haq dan
bat}il, nasehat dan sebagai
mukjizat.
Sedangkan kandungan atau muatan yang terdapat
di dalam al-Qur’an ialah aqi>dah
(keyakinan), akhla>q, iba>dah,
sejarah-sejarah, hukum-hukum, peringatan dan dorongan untuk berfikir.
DAFTAR PUSTAKA
Abdushshamad, Muhammad Kamil. Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur’a>n. Jakarta:
Akbar Media Eka Sarana, 2003.
Abd. Hakim, Atang dan Jaih Mubarok. Metodologi Studi Islam. Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya.
Djalal, Abdul. Ulumul
Qur’a>n.
Surabaya: Dunia Ilmu, 2008.
Karim, Khalil Abdul. Negara Madinah; Politik Penaklukan
Masyarakat Suku Arab. Yogyakarta: LKis, 2005.
Munawwir, A.W. Kamus al-Munawwir. Surabaya: Pustaka
Progresif, 2002.
Qayyim, Ibnu. Terapi Penyakit Dengan Al-Qur’a>n dan Sunnah.
Jakarta: Pustaka Amani, 1996.
al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:
yayasan Penyelenggara Penterjemah/ Pentafsir, 1971.
Ritonga, A. Rahman, et.al. Ensiklopedi Hukum Islam, Vol. 4. Jakarta:
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.
Shihab, M. Quraish. Mukjizat al-Qur’an. Bandung: Mizan, 2001.
Yani, Ahmad. “Urgensi
al-Qur’a>n”. dalam http://www.nuansaIslam.com/index. php?option=com, 26 September
2011.
[1] Departemen Agama, al-Qur’an dan
Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2008), 79.
[2] Ibid., 546.
[3]
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an (Surabaya:
Dunia Ilmu, 2008), 4.
[4]
Ibid., 8.
[5] Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarok, Metodologi Studi Islam, (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya), 70.
[6]
Ahmad Yani, “Urgensi Al-Qur’an”, dalam http://www.nuansaIslam.com/index.php?option=com (26 September 2011), 2.
[7]
Al-Qur’an, 2: 185.
[8]
Ibid., 2: 2.
[9]
Ibid., 3: 138.
[10]
Ibid., 41: 44.
[11]
Ibid., 2: 185.
[12]
Ibnu Qayyim, Terapi Penyakit
Dengan Al-Qur’an dan Sunnah, terj. (Jakarta: Pustaka Amani, 1996), 3.
[13]
Al-Qur’an., 10: 57.
[14]
Ibid., 3: 138.
[15]
A.W. Munawwir, Kamus
al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif, 2002), 963.
[16]
M. Quraish
Shihab, Mukjizat al-Qur’an (Bandung: Mizan, 2001), 23
[17]
Muhammad Kamil Abdushshamad, Mukjizat
Ilmiah dalam al-Qur’an (Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2003), 1.
[18]
A. Rahman
Ritonga, et.al., Ensiklopedi Hukum Islam, Vol. 4 (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1996), 1223
[19] Ibid., 3.
[20]
Khalil Abdul Karim, Negara
Madinah; Politik Penaklukan Masyarakat Suku Arab (Yogyakarta: LKis, 2005),
379.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar