KEJAYAAN DAN KEMUNDURAN
PERADABAN MUGHAL DI INDIA
Abstrak
Kata kunci : Mughal, kejayaan dan
keundurannya.
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji; 1) Latar belakang munculnya
Dinasti Mughal di India secara singkat, 2) Perkembangan kekuasaan sampai
runtuhnya kekuasaan Mughal, 3) Factor-faktor penyebab kejayaan dan kemunduran
serta keruntuhan kekuasaan Mughal, dan 4) Berbagai peninggalan dalam bidang
politik, sosial, seni, dan bangunan semasa pemerintahan Mughal di India.
Peletak dasar dinasti Islam di India adalah Zahir al-Di>n Muhammad Babu>r (1482-1530),
yang berhasil mendirikan kerajaan Islam di India yang merdeka. Selain Zahir al-Di>n Muhammad
Babu>r, raja terkenal dinasti Mughal adalah Sultan Akbar, Syah Jahan, dan
Aurangzib. Sultan Akbar terkenal sebagai raja yang berhasil meletakkan
stabilitas kerajaan di India dengan menggabungkan kekuatan Hindu dan Islam.
Syah Jahan meninggalkan berbagai bangunan berarsitek tinggi yang salah satunya
adalah Tajmahal. Sementara Aurangzib merupakan raja yang membawa kekuasaan Mughal
terluas. Generasi sesudah Aurangzeb gagal membangun kesatuan kerajaan, hingga
akhirnya Mughal terpecah menjadi beberapa kerajaan yang berdiri sendiri. Sepoy
Mutiny tahun 1858 merupakan penghabisan riwayat Kerajaan Mughal. Inggris
menghapuskan dinasti Mughal dan terus berkuasa di India hingga tahun 1947.
A.
Pendahuluan
Pada pertemuan sebelumnya, kita telah mendiskusikan mengenai
kerajaan-kerajaan atau pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai wilayah.
Mulai dari masa Rasul, Khulafa> al-Ra>shidu>n, Dinasti Umayah, Abbasiyah dan seterusnya. Pada makalah ini akan
dipaparkan mengenai salah satu kerajaan Islam yang cukup dikenal dan dikenang
oleh umat Islam sendiri, yakni kerajaan Mughal[1]
di India.
Kita ketahui bahwa kerajaan Mughal ialah salah satu nama di antara
dinasti mesin serbuk, disamping Turki Usmani dan Shafawi.[2]
Selain itu, kerajaan Mughal juga merupakan salah satu warisan peradaban Islam
di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi
peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam. Sebagaimana diketahui,
India merupakan suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu.
Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya
yang nyaris tenggelam, kembali muncul.
India dikenali sebagai Sind atau Hind oleh kalangan masyarakat Arab.
Sebelum kedatangan Islam, India telah mempunyai hubungan perdagangan dengan
masyarakat Arab.[3]
Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih
diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India
yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang
dipengaruhi Islam. Oleh sebab itu menjadi penting untuk menulis secara ringkas
eksistensi dan perjalanan Kerajaan Mughal di India yang identik dengan Hindu.
Makalah ini selain menggambarkan secara ringkas bagian-bagian
penting tentang asal-usul, berkembang serta mundurnya peradaban yang dibina
Kerajaan Mughal, juga mengulas faktor-faktor yang mendorong masa kejayaan dan
tenggelamnya kerajaan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk mengambil pelajaran,
bagaimana membalikkan (reverse) gelombang peradaban di anak benua India
tersebut.
Selanjutnya,
sebagai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam pada Program Pascasarjana
IAIN Sunan Ampel Surabaya, penulisan makalah ini diharapkan memudahkan penulis
untuk memahami seluk-beluk dan perjalanan Kerajaan Mughal. Disadari atau tidak,
tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga perlu adanya koreksi agar
tidak terjadi pengkaburan dan ambiguitas untuk memahaminya.
B.
Deskripsi Singkat Kerajaan Mughal
Kerajaan
Mughal ialah kerajaan dinasti mesin serbuk termuda setelah Turki Usmani dan
Shafawi[4],
serta merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak
perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan
pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.
Sejak
Islam masuk ke India pada masa Dinasti Umayyah, yakni pada masa Khalifah
al-Walid I (705-715) melalui ekspedisi yang dipimpin oleh panglima Muhammad Ibn
Qasim tahun 711/712, peradaban Islam mulai tumbuh dan menyebar di anak benua India.
Kemudian pasukan Ghaznawiyah dibawah pimpinan Sultan Mahmud mengembangkan
kedudukan Islam di wilayah ini dan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu
serta mengislamkan sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M.[5]
Setelah Gaznawi hancur muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India
ini, seperti Dinasti Mamluk (1206-1290), Dinasti Khalji (1296-1316 M.), Dinasti
Tugluk (1320-1412), Dinasti Sayyid (1414-1451), dan Dinasti Lodi (1451-1526).[6]
Hal
ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India.
Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka
kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam
periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah
sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah, yakni pada era
desentralisasi.[7]
Dinasti Mughal di India didirikan oleh salah
seorang keturunan bangsa Mongol yang pernah menghancurkan Bagdad, Hulago.
Hulago terkenal sebagai perusak dan penghancur Bagdad. Kekejaman dan
petualangannya menghancurkan Islam dan peradapannya. Namun setelah sampai ke
anak cucunya mereka telah berubah, bukan lagi sebagai perusak tetapi justru
sebagai pembangun Islam.[8]
Zahirudin Babur (1482-1530) pendiri Mughal ini
silsilah keturunannya bersambung kepada Hulago. Dia putra dari Syekh Umar Mirza yang menjadi
penguasa di Ferghana, keturunan langsung dari Muransyah, putra
ketiga Timur Lenk dan ibunya keturunan Jenghis Khan.[9]
Babur mewarisi dari Ferghana dari orang tuanya ketika ia berusia 11 tahun. Ia
berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di
Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari raja
Safawi, Ismail I, akhirnya ia berhasil menaklukkan Samarkand tahun 1494M dan
pada tahun 1504M ia berhasil menduduki Kabul, ibukota Afganistan.
Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur
meneruskan ekspansinya ke India. Ketika itu Ibrahim Lodi, penguasa India,
dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintahannya menjadi kacau. Atas dasar
itulah, Alam Khan (paman Ibrahim Lodi) berusaha menggulingkan kekuasaannya
dengan meminta bantuan Zaharuddin Babur. Permintaan itu langsung ditrima dan
bersama pasukannya menyerang Delhi. Pada tanggal 21 April 1526M terjadilah
pertempuran yang sangat dasyat di Panipat. Ibrahim Lodi beserta ribuan
pasukannya terbunuh. Zahiruddin Babur langsung mengikrarkan kemenangannya dan
kenudian menegakkan pemerintahannya. Dengan demikian berdirilah kerajaan Mughal
di India.[10]
C.
Raja-raja Penguasa Kerajaan Mughal
Para
pemimpin kerajaan Mughal cukup banyak dan mempunyai karakter yang tidak sama,
sehingga pencapaian pada masanyapun tidak sama. Adapun raja-raja dari kerajaan
Mughal selama masa pemerintahannya, antara lain:[11]
a.
Zahiruddin Babur
(1526-1530), nama lengkapnya ialah Zahi>r al-Di>n Muhammad Ba>bur.
b.
Humayun
(1530-1556), nama lengkapnya ialah Na>sir al-Di>n Muhammad Humayun.
c.
Akbar
(1556-1605), nama lengkapnya ialah Jala>l al-Di>n Muhammad Akbar.
d.
Jahangir
(1605-1627), nama lengkapnya ialah Nu>r al-Di>n Muhammad Jaha>ngir.
e.
Shah Jahan
(1627-1658), nama lengkapnya ialah Siha>b al-Di>n Muhammad Sha>h Jahan.
f.
Awrangzeb
(1658-1707), nama lengkapnya ialah Muhyi al-Di>n Muhammad Awrangzeb.
g.
Bahadur Syah
(1707-1712), nama lengkapnya ialah Qut}b al-Di>n Muhammad Sha>h ‘A>lam I, Baha>dur
Sha>h I.
h.
Jahandar
(1712-1713), nama lengkapnya ialah Mu’izz al-Di>n Jahanda>r.
i.
Farrukhsiyar
(1713-1719), nama lengkapnya ialah Mu’in al-Di>n Farrukhsiya>r.
j.
Muhammad Syah
(1719-1748), nama lengkapnya ialah Na>sir al-Di>n Muhammad Sha>h Ro>shan Akhtar.
k.
Ahmad Syah
(1748-1754), nama lengkapnya ialah Muja>hid al-Di>n Ahmad Sha>h Baha>dur.
l.
Alamghir II
(1754-1760), nama lengkapnya ialah ‘Aziz al-Di>n Alamgir II.
m.
Syah Alam II (1760-1806),
nama lengkapnya ialah (‘Ali
Go>har) Jala>l al-Di>n Sha>h ‘A>lam II.
n.
Akbar II
(1806-1837 M), nama lengkapnya ialah Mu’in al-Di>n Muhammad Akbar II,
dan yang terakhir ialah
o.
Bahadur Syah
(1837-1858), nama lengkapnya ialah Sira>j al-Di>n Baha>dur Sha>h II.
D.
Perkembangan, Kejayaan, Kemunduran
serta Keruntuhan Kerajaan Mughal
Setelah Babur meninggal, pemerintahan selanjutnya dipegang oleh Humayun,
putera sulung Babur. Dalam menjalankan pemerintahannya Humayun banyak
menghadapi tantangan, diantaranya yaitu pemberontakan Bahadur Syah, penguasa
Gujarat yang memisahkan diri. Pada tahun 1540 terjadi pertempuran dengan Sher
Khan dan Humayun mengalami kekalahan. Ia melarikan diri ke Kandahar dan
selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun kembali tentaranya. Dengan bantuan
raja Persia, Tahmasp, Humayun merebut kembali kekuasaannya
dari tangan Sher Khan, setelah hampir 15
tahun berkelana meninggalkan Delhi. Pada tahun 1555M ia kembali menduduki tahta kerajaan Mughal,
tapi satu tahun setelah itu (1556M) ia meninggal dunia karena terjatuh dari tangga
perpustakaannya, Din Panah.[12]
Setelah itu, Akbar anak Humayun yang ketika itu masih berumur 14 tahun,
menggantikan posisi ayahnya. Pada masa Akbar inilah kerajaan Mughal mencapai
masa keemasannya. Karena wilayah kekuasaannya yang sangat luas, akbar
menjalankan pemerintahannya secara meliteristik. Dalam pemerintahan
militeristik, Sultan adalah penguasa diktator.[13]
Pemerintahan daerah dipegang oleh
seorang sipah salar (kepala komandan), sedang subdistrik dipegang
oleh faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi
jenjang kepangkatan yang bersifat kemiliteran. Pejabat-pejabat diharuskan
mengikuti latihan kemiliteran. Disamping itu, Akbar juga menerapkan kebijakan
politik sula>khul (toleransi universal), artinya semua rakyat India
dipandang sama, mereka tidak dibedakan
karena perbedaan etnis dan agama.
Kemajuan yang dicapai Akbar masih bisa dipertahankan oleh tiga sultan
sesudahnya. Yaitu Jahangir (1605-1628), Shah Jahan (1628-1658) dan Awrangzeb
(1658-1707). Sepeninggal Awrangzeb, tahta kerajaan dipegang oleh Bahadur Syah,
putra tertua Awrangzeb.[14]
Ia menganut aliran Syi’ah. Pada masa pemerintahannya yang berjalan selama lima
tahun, ia dihadapkan pada perlawanan Sikh dan juga pada perlawanan penduduk
Lahore karena sikapnya yang terlampau memaksakan ajaran Syi’ah kepada mereka.[15]
Mulai dari pemerintahan Bahadur Syah Mughal
memasuki masa-masa kemunduran.
a.
Sumbangan Dinasti dalam Peradaban Islam
Sumbangan yang dimaksud ialah
meliputi masa kemajuan atau kejayaan beserta indikator-indikator yang dicapai
oleh kerajaan Mughal. Adapun kemajuan pada masa pemerintahan Mughal di India
ialah sebagai berikut:
1. Bidang Politik dan Militer
Sistem yang menonjol adalah politik Sula>hul atau toleransi universal. Sistem ini sangat tepat karena
mayoritas masyarakat India adalah Hindu, sedangkan Mughal adalah Islam. Di sisi
lain juga terdapat ras atau etnis lain yang juga terdapat di India. Lembaga
yang merupakan produk dari sistem inilah adalah Di>n-i-Ila>hi dan Mansaddhari.
Di bidang Militer, pasukan Mughal dikenal
sebagai pasukan yang kuat. Mereka sendiri terdiri dari pasukan gajah, berkuda
dan meriam. Wilayahnya dibagi dalam sistem distrik-distrik. Setiap distrik
dikepalai oleh sipah salar dan sub distrik dikepalai oleh faujdar. Dengan sistem inilah pasukan Mughal berhasil
menaklukkan daerah-daerah di sekitarnya.
2. Bidang Ekonomi
Kontribusi Mughal di bidang ekonomi adalah memajukan
pertanian terutama untuk tanaman padi, kacang, tebu, rempah-rempah, tembakau
dan kapas.[16]
Pemerintah membentuk lembaga khusus untuk mengatur masah pertanian. Wilayah
terkecil disebut deh dan beberapa deh tergabung dalam Pargana
(kawedanan). Setiap komunitas petani dipimpin oleh Mukaddam. Melalui Mukaddam inilah pemerintah berhubungan dengan petani.
3.
Bidang Seni dan Arsitektur
Hasil karya seni dan arsitektur Mughal sangat
terkenal dan bisa dinikmati sampai sekarang. Ciri yang menonjol dari
arsitektur Mughal adalah pemakaian ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna warni.
Bangunan yang menimbulkan ciri ini antara lain Benteng Merah (Lah Qellah), istana-istana, makam kerajaan dan yang paling
mengagumkan adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu tujuh
keajaiban dunia yang dibangun oleh Shah Jahan khusus untuk istrinya Momtaz
Mahal[17] yang cantik jelita. Bangunan lain yang
bermotif sama adalah Masjid Raya Delhi yang berlapis marmer dan sebuah istana
di Lahore.
Selain Arsitektur, bidang sastra juga
menonjol. Banyak karya sastra yang digubah dari Bahasa Persia ke Bahasa India.
Pada masa Akbar berkembang Bahasa Urdu, yang merupakan perpaduan dari berbagai
bahasa yang ada di India. Bahasa Urdu ini kemudian banyak dipakai di India dan
Pakistan sekarang. Sastrawan Mughal yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayashi>, dengan karya monumentalnya Padwavat, sebuah karya alegoris
yang mengandung kebajikan jiwa manusia. Sastrawan lain adalah Abu> Fadhl yang juga sejarawan. Karyanya berjudul Akbar Nama dan Ain-i-Akhbari, yang mengukas sejarah Mughal berdasarkan
figur pimpinannya.[18]
4.
Bidang Ilmu Pengetahuan
Dinasti Mughal juga banyak memberikan
sumbangan di bidang ilmu pengetahuan. Sejak berdiri banyak
ilmuwan yang datang ke India untuk menuntut ilmu pengetahuan, bahkan istana
Mughal pun menjadi pusat kebudayaan.[19]
Hal ini karena ada dukungan dari penguasa dan bangswan serta ulama. Awrangzeb
misalnya, memberikan sejumlah besar uang dan tanah untuk membangun pusat
pendidikan di Lucknow.
Pada tiap-tiap masjid memiliki lembaga tingkat dasar yang
dikelola oleh seorang guru. Pada masa Syah Jahan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi.
Jumlah ini semakin bertambah ketika pemerintah dipegang oleh Awrangzeb. Di bidang
ilmu agama berhasil dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa> i-Alamgiri (Kitab hukum Islam berbasis madhhab Hanafi).[20]
b.
Sebab-sebab Kemunduran dan Keruntuhan Kerajaan Mughal
Raja-raja pengganti
Awrangzeb merupakan penguasa yang lemah sehingga tidak mampu mengatasi
kemerosotan politik dalam negeri. Tanda-tanda kemunduran sudah terlihat dengan
indikator sebagaimana berikut ;
1.
Internal;
Tampilnya sejumlah penguasa lemah, terjadinya perebutan kekuasaan, dan lemahnya
kontrol pemerintahan pusat.
2.
Eksternal;
Terjadinya pemberontakan di mana-mana, seperti pemberontakan kaum Sikh di
Utara, gerakan separatis Hindu di India tengah, kaum muslimin sendiri di Timur,
dan yang terberat adalah invasi Inggris melalui EIC.
3.
Dominasi Inggris
diduga sebagai faktor pendorong kehancuran Mughal. Pada waktu itu EIC mengalami
kerugian, untuk menutupi kerugian dan sekaligus memenuhi kebutuhan istana, EIC
mengadakan pungutan yang tinggi terhadap rakyat secara ketat dan cenderung
kasar. Karena rakyat merasa ditekan, maka mereka, baik yang beragama Hindu
maupun Islam bangkit mengadakan pemberontakan.
4.
Mereka meminta
kepada Bahadur Syah untuk menjadi lambang perlawanan itu dalam rangka mengembalikan
kekuasaan kerajaan. Dengan demikian, terjadilah perlawanan rakyat India
terhadap kekuatan Inggris pada bulan Mei 1857 M. Perlawanan mereka dapat
dipatahkan dengan mudah. Inggris kemudian menjatuhkan hukuman yang kejam
terhadap para pemberontak. Mereka diusir dari kota Delhi, rumah-rumah ibadah
banyak yang dihancurkan, dan Bahadur Syah, raja Mughal terakhir, diusir dari
istana (1858 M). Dengan demikian berakhirlah sejarah kekuasaan dinasti Mughal
di daratan India.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan
kekuasaan dinasti Mughal mundur dan membawa kepada kehancurannya pada tahun
1858 M yaitu:
- Terjadi stagnasi dalam pembinaan kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris, Portugal dan Perancis di wilayah-wilayah pantai tidak dapat segera dipantau oleh kekuatan maritim Mughal.
- Kemerosotan moral dan hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang negara.
- Pendekatan Awrangzeb yang terlampau “kasar” dalam melaksanakan ide-ide puritan dan kecenderungan asketisnya, sehingga konflik antar agama sangat sukar diatasi oleh sultan-sultan sesudahnya.
- Semua pewaris tahta kerajaan pada paro terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan.[21]
- Lemahnya sentuhan intelektual (pemikiran) dan estetika (satra dan sains) yang ditandai dengan memudarnya karya-karya kreatif disbanding dengan era kejayaan dinasti Abbasiyah.
- Lemahnya manajemen ekonomi yang tidak dikelola secara sistematis dan paradigmatik. Hal ini menyebabkan krisis ekonomi yang tidak mampu menghadapi perubahan global pada zamannya.[22]
E.
PENUTUP
Dari
paparan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa hadirnya kerajaan Mughal di India
menandakan bahwa peradaban Islam masih dapat dikembang dan disebarluaskan ke
seluruh penjuru, terutama India, sebagai pusat dari kerajaan tersebut pasca
tumbangnya dinasti besar dalam Islam yakni Dinasti Abbasiyah oleh Mongol pada
tahun 1258. Menariknya lagi, bahwa pembesar atau pendiri kerajaan tersebut
ialah memiliki garis keturunan dengan orang yang meluluh lantahkan Dinasti
Abbasiyah, Hulagu Khan.
Perjalanan
pemerintahan kerajaan Mughal cukup lama, sehingga dapat melahirkan peradaban
Islam di India yang sebelumnya penduduknya notabene beragama Hindu. Peradaban
Islam yang disumbangkan oleh Mughal diantaranya di bidang ekonomi, politik,
militer, agama dan ilmu pengetahuan. Puncak kejayaan kerajaan ini ialah ketika
dipegang oleh Akbar (Jala>l
al-Di>n Muhammad Akbar) dan tiga pemimpin setelahnya. Namun,
setelah itu kerajaan Mughal mulai melemah dan pada akhirnya berbuntut pada
keruntuhan. Faktor mundur dan runtuhnya kerajaan ini ialah disebabkan oleh faktor
internal dan eksternal.
Perjalanan
kerajaan Mughal dan pemerintahan Islam sebelumnya bisa dijadikan cermin dan
pelajaran, supaya kejadian tersebut dapat kita ambil hikmahnya dan untuk memperkaya perbendaharaan
pengetahuan tentang Islam.
PETA
KERAJAAN MUGHAL DI INDIA
DAFTAR PUSTAKA
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam. Ensiklopedi Islam. Jakarta:
PT Ictiar Baru Van Hoeve, 2000.
Arnold, Thomas W. The Preaching of Islam, A History of
Propagation of the Muslim Faith. London: Luzoc dan Company, 1935.
Sunanto, Musrifah. Sejarah Islam Klasik. Bogor: Kencana,
2003.
Bakri, Syamsul. Peta Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta:
Fajar Media Press, 2011.
Hodgson, Marshall G.S. The Venture of Islam, Iman dan Sejarah
dalam Peradaban Dunia, terjemahan Mulyadhi Kartanegara. Jakarta:
Paramadina, 1999.
Hamka. Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional,
2005.
Nasir, Mahmudun. Islam Its Concepts and History. New Delhi:
Kitab Bahava, 1981.
Thahir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004.
Kissling, H. J., dkk. The Last Great Muslim Empires; History of
the Muslim World, yang diterjemahkan oleh F.R.C. Bagley. Markus
Wiener Publishers Princeton.
Ikram, S.M. Muslim Civilization in India. New York: Columbia
University Press.
Houstsma (ed.). First Encyclopedia of Islam. Leiden: Es.
Brill, 1987.
Holt, PM. dkk. The Cambridge History of Islam. London:
Cambridge University Press.
Morgan, Kenneth W. Islam Jalan Lurus,
terj. Jakarta: Pustaka Jaya, 1989.
Lapidus, Ira M. A History of Islam Societies. Melbourne: Cambridge University Press, 1970.
Http://Yacobsemesta.Wordpress.Com/2009/04/25/Kerajaan-Mughal/,
pada tgl 20 Desember 2011.
[1] Kerajaan ini merupakan kerajaan Islam di anak
benua India, berdiri antara tahun 1526-1858. Kerajaan Mughal didirikan oleh
Zahiruddin Muhammad Babur, salah seorang keturunan Timur Lenk
(771-801H/1370-1405M) dari etnis Mongol, keturunan Jangis Khan yang telah masuk
Islam dan pernah berkuasa di Asia tengah pada abad ke 15, lihat pada Dewan
Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT Ictiar Baru
Van Hoeve, 2000), 239. Juga dapat dilihat pada Thomas W. Arnold, The Preaching
of Islam, A History of Propagation of The Muslim Faith (London: Luzoc
dan Company, 1935), 257, disebutkan bahwa Dinasti Mughal di India didirikan oleh salah seorang keturunan bangsa Mongol yang pernah menghancurkan Baghdad, Hulago. Musrifah Sunanto, Sejarah Islam
Klasik (Bogor: Kencana, 2003), 259, juga menyatakan nada yang serupa
mengenai garis keturunan pendiri kerajaan Mughal tersebut.
[2] Syamsul Bakri, Peta Sejarah Peradaban
Islam, (Yogyakarta: Fajar Media Press, 2011), 135. Dalam buku ini
disebutkan bahwa kerajaan Turki Usmani berdiri pada tahun 1280-1922, dinasti
Shafawi pada tahun 1501-1722 dan kerajaan Mughal pada tahun 1526-1858.
Ketiganya merupakan kerajaan dinasti Mesin Serbuk yang lebih dikenal dengan
pemerintahan yang perkembangan kebudayaannya bercorak Persia di bawah
kekaisarana-kekaisaran regional. Periode ini merupakan sebuah periode kejayaan
material dalam sejarah peradaban Islam setelah dua abad stagnan semenjak
jatuhnya dinasti Abbasiyah Raya. Namun kreatifitas estetika dan intelektual
memudar. Lebih jelasnya lihat pula pada Marshall G.S. Hodgson, The Venture
of Islam, Iman dan Sejarah dalam Peradaban Dunia, terjemahan Mulyadhi
Kartanegara (Jakarta: Paramadina, 1999), 136.
[3] Hamka, Sejarah Umat Islam, (Singapura:
Pustaka Nasional, 2005), 482.
[4] Syamsul bakri, Peta Sejarah Peradaban
Islam, . . . . . . , 149.
[5] Mahmudin Nasir, Islam Its Concepts and History,
(New Delhi: Kitab Bahava, 1981), 163.
[6] Syamsul bakri, Peta Sejarah Peradaban
Islam, . . . . . . ., 150.
[7] Ibid., 150.
[8] Thomas W. Arnold, The Preaching of Islam, A History of
Propagation of The Muslim Faith (London: Luzoooc dan Company, 1935), 257.
[9] Musrifah Sunanto, Sejarah Islam Klasik
(Bogor: Kencana, 2003), 259.
[10] Ajid Thahir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 202-203.
[11] Hamka, Sejarah
Umat Islam, 500. Lihat pula pada H. J. Kissling, dkk, The Last Great
Muslim Empires; History of the Muslim World, yang diterjemahkan oleh F.R.C.
Bagley (t.: Markus Wiener Publishers Princeton, t.t.), 274.
[14] S.M. Ikram, Muslim Civilization in India (New York: Columbia
University Press), 254. Lihat pula pada Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi
Islam, 241.
[17] H. J.
Kissling, dkk, The Last Great Muslim Empires; History of the Muslim World,
267.
[21] http://yacobsemesta.wordpress.com/2009/04/25/kerajaan-mughal/,
pada tgl 20 Desember 2011.
[22] Syamsul bakri, Peta Sejarah Peradaban
Islam, . . . . . . ., 158-159.
thanks...ijin copy y
BalasHapus